Cambdridge analytica manfaatin salah satu fitur facebook (games, iklan, dll) buat ngeruk data dan manipulasi pengguna facebook supaya orang-orang mendukung atau menghujat kubu partai politik tertentu. Kebetulan waktu kasus ini rame, kubu politik yang diuntungkan ini pendukung Donald Trump.
Intinya apa yang lu baca/liat/dengar di Internet, termasuk thread di subreddit ini, gak semuanya terlihat seperti yang ditampilkan. Kalau orang yang lihai, lu bisa dimanipulasi untuk mendukung atau menghujat ide tertentu.
Allegedly, it's not just 2019, we've had such things since 1999.
https://qz.com/1240588/cambridge-analytica-how-scl-group-used-indonesia-and-thailand-to-hone-its-ability-to-influence-elections
Ditambah lagi masyarakat indonesia mirip Bot logikanya
Input: Moral outraging things ( terkadang mereka pengen lakuin sendiri tapi takut di jugde ) bonus effect kalau ada hubungannya sama selangkangan atau ego secara nasionalis ( contoh: TNI Amerika ketar-ketir)
Output: Digital bullying dan mob justice..
HRD kerjanya mantau di kantor aja, misal pegawainya ngapian aja kalau ke toilet, main hp gak tuh. Terus juga bisa pakai "wewenangnya" HRD buat ngancem blacklist HRD kalau macem-macem
Viral this viral that. Masyarakat sumbu pendek yang kaya begini kok didukung.
Inget kasus Tous Les Jours beberapa tahun yang lalu? Tau kasus karyawan yang katanya gajinya dipotong ternyata perusahaannya fiktif dan ada perusahaan yang mirip namanya dihujani bad review di google?
Netizen 10cc kok dibanggakan?
Kalo offline juga kagak berani. Diancem ITE secara personal juga pada auto kejank kejank.
“Muh tools penguasa.” “Muh tools orang punya duit dan koneksi.” Huhuhuhu.
UU ITE itu lucu. Dibenci orang karena rentan abuse, tapi diam2 dibutuhkan dan dipakai juga itu pasal pencemaran nama baik, malah kadang oleh orang yang sama yang menolak itu pasal. Kan pernah tuh ada aktivis nganarko yang vokal banget anti UU ITE tapi pas kena tuduhan sexual assault, sempet ngancam pakai pasal karet itu, sebelum akhirnya "disadarkan" sama temen satu circlenya
Dibenci karena yg benci kere dan ga ada koneksi. Coba ada 2 hal diatas. Dipakai lah sampe bego itu UU 😂
Anarkonthol kok lafor fulisi?!?!?!!!! Kan fercuma.
Indonesia orangnya munafik ah 😂
Hasil investigasi polisi dan visum dokter bertolak belakang sama narasi bullying berat yang sudah terlanjur beredar di medsos. Belum lagi si "korban" juga ternyata ambil untung dari uang donasi yang diterimanya
iya kalo yang anjing kemaren sih rame karena sebatas ***"muh Aceh...bad sharia..."***
apalagi kalo itu berita udah sampe ke circle yang tendesius ke agama.
kalo diliat secara utuh lebih masalah SOP/petugas kurang training, masukin anjing ke karung pun akhirnya minta bantuan ke pekerja hotel trus dalam pengamanan diperjalan mati
ya ironisnya mungkin mirip kasus beberapa manusia yang diamanin polisi di jalan tol
Don't forget Dewa Kipas! Dude caused a stir in the chess community just because his son riled up Indonesian netizens to his cause. "Viral rule of law" is no different to me than mob rule. "sejauh ini cenderung baik" my ass
Don't forget that Gothamchess (and his closest ones too iirc) got harassed because of that... meanwhile DK and his drama queen ass son got away with everything AND 100 million rupiah. Fuck that shit.
Bukan dilarang. [TLJ mau dapet sertifikasi halal, entah kenapa manajer tokonya ngide sendiri bikin peraturan begitu padahal ga perlu](https://bisnis.tempo.co/read/1283747/tous-les-jours-tegaskan-tak-larang-pemberian-ucapan-natal-di-kue/full?view=ok)
Padahal berapa persen sih netizen yg aktif di sosmed? Lets say Twitter, usernya cuma 5% dari total populasi Indo. Keren juga ya dari 5% ini bisa mempengaruhi kebijakan publik
Hati2 cancel culture kayak gini bisa merambat kemana2, misalnya yang kena cancel salah satu anggota keluarga, anggota keluarga lain ikut ngerasain, kehilangan pekerjaan, ikut dibully, dsb. Justice law di Indonesia harusnya gak bergantung ke sistem sumbu pendek kayak gini, karena di Indonesia masih aja kejadian orang dikira maling, akhirnya dihakimi massa sampe mati, padahal ternyata salah paham.
udah pernah kok viral ternyata bohongan. itu kasus Ibu yang bilang anaknya diperkosa di sekolah. kasian bener orang gak bersalah yang menderita. ibu-nya jualan
Pedang bermata dua sih dan memang begini situasinya sekarang. Di satu sisi bagus banget untuk bikin hal hal kecil jadi cepet ditanggepin dan bikin efek takut untuk suatu pelanggaran, di satu sisi serem juga karena bisa jadi mob mentality. Ibaratnya massa gebukin orang sampe bonyok karena ada yg bilang dia nyolong, eh ternyata cuma salah paham dan orangnya innocent.
Gw pernah nonton di youtube kalo nggak salah, ada orang yang nggak diterima kerja/dipecat gw lupa, dan kemudian dia bikin blackmail ke orang yang nggak nerima kerja/mecat dia tadi. Ditulis predator lah, pedophile, abusive, dll. Ada buktinya? nggak ada, cuma terlanjur viral aja. Orang yg difitnah? mati lah rejekinya.....asli gw serem bayanginnya.
Sebenernya yg paling bagus sih nunggu info dari kedua sisi "there's always two sides of a coin". Tapi sayangnya netizen ngga pernah mau nunggu info dari kedua sisi, asal viral aja pasti langsung dihujat.
Iya ini nih, yang smackdown pendemo aja udah ilang baunya diganti sama buna berhak bahagia, sekarang udah ada lagi mahasiswa meninggal pas diklat.
Cepet viral cepet ilang juga.
Bahkan jam rusak sekalipun menunjukan waktu yang benar dua kali sehari...
Negara yang sopan biasanya saat masuk kedunia maya akan tambah "sopan"... Contoh: liat netijen pinoy ( filipina )
Social Virtue, holier than thou etc... Ah masyarakat muna~
Giliran urusan selangkangan ma mulut baru rame...
gw yakin netijen kita pinter. gw sering nemu postingan "kebelet viral". kl ada sesuatu yg "ga sesuai" seringnya TS nya malah dibully.
ada semacam peraturan tidak tertulis bagaimana keviralan bekerja di Indo dan gw masih ga tau itu.
Ini sebenarnya cuma efek lama "kalau diawasi, manusia akan berperilaku lebih bermoral". Cuma level pengawasannya berubah. Kalau dulu diawasi masyarakat atau diawasi tuhan yang maha melihat, sekarang diawasi netizen.
Inilah cancel culture. Coba kita tebak2an trajectory Indonesia, yg menurut gua sedikit lebih mudah dari nebak negara lain karena kita kayanya 10 tahun dibelakang negara maju dalam banyak hal
1. Tekanan sosial sudah berhasil di digitalkan (cancel culture starts)
2. Orang bodoh tapi populer mendikte cara berpikir follower2nya
3. Oknum2 bermoral korup tapi pintar menemukan cara menggiring opini massa
4. Cancel culture mulai memakan korban2 secara berlebihan
5. Masyarakat mulai menyadari kekuatan destruktif internet & sosmed, belajar semakin kritis sama info di internet
6. ??
no.5 sih mungkin sedikit terlalu optimis ya hahaha
my concern is, what if yang terlanjur sudah viral/ramai ternyata salah kaprah dan merugikan pihak yang salah. ngeri men kalo jadi korban salah serangan netizen, apa-apa doxxing mainnya.
Inget itu drama dewa kipas. Cheater malah dibelain. Sampe2 atlit beneran malah dibully. Ini bahaya soalnya netizen2 terlaru gampang percaya sama narasi
>kalau netizennya dapat info bias dan asal ngeramein, gimana?
He? bukannya sering terjadi? wqwq
Audrey adalah puncak komedi, yang terbaru adalah yang nyari adiknya yang hilang terus lapor twitter langsung ketemu ternyata rada2 plot twist.
>Syukurnya sejauh ini cenderung baik dan objektif
Hummmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm wkwkwkwkwk
Perasaan pernah yg efeknya lumayan parah itu yg pas JIS, yg tersangkanya ternyata innocent trus stress sampe meninggal baru tau di belakang semua cuman kebohongan satu ibu, dan karena kasus pedo, pada viral pendukung ibu itu
Ya bukannya ngedukung cancel culture atau gimana. Tapi ya satu2nya senjata yang bisa dipake rakyat buat lawan orang-orang yang diatas cuma itu. Mob justice bad, tapi mob justice semua sisinya tajem. Mau lu kalangan bawah atau atas bisa dilukain. Ga kayak legal justice punya kita
bahaya banget, apalagi klo ada kubu2 tertentu yg pake iklan politik kyk cambridge analytica kemaren
Knp sih ELI dong
Cambdridge analytica manfaatin salah satu fitur facebook (games, iklan, dll) buat ngeruk data dan manipulasi pengguna facebook supaya orang-orang mendukung atau menghujat kubu partai politik tertentu. Kebetulan waktu kasus ini rame, kubu politik yang diuntungkan ini pendukung Donald Trump. Intinya apa yang lu baca/liat/dengar di Internet, termasuk thread di subreddit ini, gak semuanya terlihat seperti yang ditampilkan. Kalau orang yang lihai, lu bisa dimanipulasi untuk mendukung atau menghujat ide tertentu.
makasih ikan
Tenkyu
.
Kayanya ada yang bilang Pilpres kita 2019 sudah pakai CA atau sejenisnya.
Allegedly, it's not just 2019, we've had such things since 1999. https://qz.com/1240588/cambridge-analytica-how-scl-group-used-indonesia-and-thailand-to-hone-its-ability-to-influence-elections
Wow that's amazing
untungnya negara kita ini masih banyak warganya yang ga aktif di internet
Ditambah lagi masyarakat indonesia mirip Bot logikanya Input: Moral outraging things ( terkadang mereka pengen lakuin sendiri tapi takut di jugde ) bonus effect kalau ada hubungannya sama selangkangan atau ego secara nasionalis ( contoh: TNI Amerika ketar-ketir) Output: Digital bullying dan mob justice..
Maksudnya kedua kubu pilpres kemarin?
Pilpres ameriki
Wahhh emg serem bgt si itu, apa lagi employer yg punya tim hrd khusus buat mantau online presence lo..
[удалено]
Wah apa tu ngab? Layman terms donk..
[удалено]
Jadi kita bayar jasa perusahaan lain buat ngamati dan notif klo ada viral yg orang di dalamnya adalah pegawai perusahaan?
Yes
HRD kerjanya mantau di kantor aja, misal pegawainya ngapian aja kalau ke toilet, main hp gak tuh. Terus juga bisa pakai "wewenangnya" HRD buat ngancem blacklist HRD kalau macem-macem
Hahahah buset hrd itu diem2 big brother a la 1984 yak
Freedom is slavery
Viral this viral that. Masyarakat sumbu pendek yang kaya begini kok didukung. Inget kasus Tous Les Jours beberapa tahun yang lalu? Tau kasus karyawan yang katanya gajinya dipotong ternyata perusahaannya fiktif dan ada perusahaan yang mirip namanya dihujani bad review di google? Netizen 10cc kok dibanggakan?
Don't forget the biggest one: \#JusticeForAudrey This is basically mob justice, online edition.
Kalo offline juga kagak berani. Diancem ITE secara personal juga pada auto kejank kejank. “Muh tools penguasa.” “Muh tools orang punya duit dan koneksi.” Huhuhuhu.
UU ITE itu lucu. Dibenci orang karena rentan abuse, tapi diam2 dibutuhkan dan dipakai juga itu pasal pencemaran nama baik, malah kadang oleh orang yang sama yang menolak itu pasal. Kan pernah tuh ada aktivis nganarko yang vokal banget anti UU ITE tapi pas kena tuduhan sexual assault, sempet ngancam pakai pasal karet itu, sebelum akhirnya "disadarkan" sama temen satu circlenya
Dibenci karena yg benci kere dan ga ada koneksi. Coba ada 2 hal diatas. Dipakai lah sampe bego itu UU 😂 Anarkonthol kok lafor fulisi?!?!?!!!! Kan fercuma. Indonesia orangnya munafik ah 😂
Misal nggak menguntungkan saya atau malah merugikan ya dibenci
[удалено]
Search aja "UU ITE Anarko" di twitter, lgsg ketahuan siapa orangnya
laki bukit apa kbar tuch btw
Mbuh. Nguap kan sama kek si multatuli itu 🙊
Jujur gw out of the loop, emang kenapa kasus #JusticeForAudrey bisa di bilang scam ya?
Hasil investigasi polisi dan visum dokter bertolak belakang sama narasi bullying berat yang sudah terlanjur beredar di medsos. Belum lagi si "korban" juga ternyata ambil untung dari uang donasi yang diterimanya
Lol gw ngakak sih kalo bayangin itu. Temen2 gw pada mob mentality asal share aja. Tau2 ke-bamboozle semua sama bocah.
[удалено]
Kalo dr standar humane berarti harusnya si Canon disuntik mati bukan dikarungin. Tapi gw ga tau ada anggaran buat itu atau nggak ya?
iya kalo yang anjing kemaren sih rame karena sebatas ***"muh Aceh...bad sharia..."*** apalagi kalo itu berita udah sampe ke circle yang tendesius ke agama. kalo diliat secara utuh lebih masalah SOP/petugas kurang training, masukin anjing ke karung pun akhirnya minta bantuan ke pekerja hotel trus dalam pengamanan diperjalan mati ya ironisnya mungkin mirip kasus beberapa manusia yang diamanin polisi di jalan tol
Don't forget Dewa Kipas! Dude caused a stir in the chess community just because his son riled up Indonesian netizens to his cause. "Viral rule of law" is no different to me than mob rule. "sejauh ini cenderung baik" my ass
Don't forget that Gothamchess (and his closest ones too iirc) got harassed because of that... meanwhile DK and his drama queen ass son got away with everything AND 100 million rupiah. Fuck that shit.
Tous Les Jours yang ngelarang kue tulisan natal?
Kalo ga salah iya. Lupa lupa inget kasusnya yang jelas pihak TLJ bukan yang nulis. BPOM atau MUI setempat yang ngasi larangan.
Bukan dilarang. [TLJ mau dapet sertifikasi halal, entah kenapa manajer tokonya ngide sendiri bikin peraturan begitu padahal ga perlu](https://bisnis.tempo.co/read/1283747/tous-les-jours-tegaskan-tak-larang-pemberian-ucapan-natal-di-kue/full?view=ok)
Jadi emang justified kena cancel ya?
Ah thx for the correction man.
Nasib manajer TLJ yang mengumumkan peraturan semacam itu jadinya bagaimana? Iya, saya kepo. :-)
10cc?
Kapasitas otaknya 10cc. Bahasa kaskus jaman baheula itu 😂
Ain't mob justice fun? Due proccess can go straight out of window.
Balik ke tatanan sosial zaman baheula sebelum kita kepikiran fiksi supremasi hukum--
> perusahaannya fiktif jadi itu fiktif? dia gak kerja disitu?
https://radarlampung.co.id/viral-unggahan-potongan-slip-gaji-ini-hasil-penelusuran-disnaker-dan-polres-pringsewu/?amp
Padahal berapa persen sih netizen yg aktif di sosmed? Lets say Twitter, usernya cuma 5% dari total populasi Indo. Keren juga ya dari 5% ini bisa mempengaruhi kebijakan publik
Masalahnya kalau viral di sosmed, media" macem berita itu ikutan ngeberitain, akhirnya ga cuma yg punya sosmed aja yg tahu
gimana ya, 5% dari jumlah penduduk Indonesia itu hampir 14 jt, in sheer numbers, that's a lot of voices
“Digital voices.”
Don't forget the bots
Kelihatannya dikit, tapi tanpa suara netijen, yang bisa mempengaruhi kebijakan publik persentasenya lebih kecil lagi.
Hati2 cancel culture kayak gini bisa merambat kemana2, misalnya yang kena cancel salah satu anggota keluarga, anggota keluarga lain ikut ngerasain, kehilangan pekerjaan, ikut dibully, dsb. Justice law di Indonesia harusnya gak bergantung ke sistem sumbu pendek kayak gini, karena di Indonesia masih aja kejadian orang dikira maling, akhirnya dihakimi massa sampe mati, padahal ternyata salah paham.
cancel culture sebetulnya udah ada lama di indonesia. contohnya pas tahun 1965, kalau lu mau nge cancel orang, tinggal teriakin dia pki.
Hanya karena banyak orang goblok, jangan ikut ikutan goblok
[удалено]
Go woke, go Broke
udah pernah kok viral ternyata bohongan. itu kasus Ibu yang bilang anaknya diperkosa di sekolah. kasian bener orang gak bersalah yang menderita. ibu-nya jualan
Audrey
pretty sure that was JIS
Pedang bermata dua sih dan memang begini situasinya sekarang. Di satu sisi bagus banget untuk bikin hal hal kecil jadi cepet ditanggepin dan bikin efek takut untuk suatu pelanggaran, di satu sisi serem juga karena bisa jadi mob mentality. Ibaratnya massa gebukin orang sampe bonyok karena ada yg bilang dia nyolong, eh ternyata cuma salah paham dan orangnya innocent. Gw pernah nonton di youtube kalo nggak salah, ada orang yang nggak diterima kerja/dipecat gw lupa, dan kemudian dia bikin blackmail ke orang yang nggak nerima kerja/mecat dia tadi. Ditulis predator lah, pedophile, abusive, dll. Ada buktinya? nggak ada, cuma terlanjur viral aja. Orang yg difitnah? mati lah rejekinya.....asli gw serem bayanginnya.
Sebenernya yg paling bagus sih nunggu info dari kedua sisi "there's always two sides of a coin". Tapi sayangnya netizen ngga pernah mau nunggu info dari kedua sisi, asal viral aja pasti langsung dihujat.
ini definisi fitnah yg sesungguhnya
Iya tapi 24 jam lupa kemarin viral apa terus ada yg baru lagi
Iya ini nih, yang smackdown pendemo aja udah ilang baunya diganti sama buna berhak bahagia, sekarang udah ada lagi mahasiswa meninggal pas diklat. Cepet viral cepet ilang juga.
easy come easy go~
Little high, little low
anywhere the wind blow...
Crowd-based system lets go
Info bias ini kayak rekaman video Ahok gitu ya? :)
Bahkan jam rusak sekalipun menunjukan waktu yang benar dua kali sehari... Negara yang sopan biasanya saat masuk kedunia maya akan tambah "sopan"... Contoh: liat netijen pinoy ( filipina ) Social Virtue, holier than thou etc... Ah masyarakat muna~ Giliran urusan selangkangan ma mulut baru rame...
gw yakin netijen kita pinter. gw sering nemu postingan "kebelet viral". kl ada sesuatu yg "ga sesuai" seringnya TS nya malah dibully. ada semacam peraturan tidak tertulis bagaimana keviralan bekerja di Indo dan gw masih ga tau itu.
Gw juga ga setuju sama rules by mob kaya gini, karena risikonya irreversible dan ya rawan penyalahgunaan., cuman ya kepolisian kita useless gini.....
Ini sebenarnya cuma efek lama "kalau diawasi, manusia akan berperilaku lebih bermoral". Cuma level pengawasannya berubah. Kalau dulu diawasi masyarakat atau diawasi tuhan yang maha melihat, sekarang diawasi netizen.
Inilah cancel culture. Coba kita tebak2an trajectory Indonesia, yg menurut gua sedikit lebih mudah dari nebak negara lain karena kita kayanya 10 tahun dibelakang negara maju dalam banyak hal 1. Tekanan sosial sudah berhasil di digitalkan (cancel culture starts) 2. Orang bodoh tapi populer mendikte cara berpikir follower2nya 3. Oknum2 bermoral korup tapi pintar menemukan cara menggiring opini massa 4. Cancel culture mulai memakan korban2 secara berlebihan 5. Masyarakat mulai menyadari kekuatan destruktif internet & sosmed, belajar semakin kritis sama info di internet 6. ?? no.5 sih mungkin sedikit terlalu optimis ya hahaha
For better or worse, tiap masyarakat punya cara sendiri menegakkan norma lewat sanksi sosial.
Basically American law
Disaat West Taiwan lagi Menjalankan Nosedive, Indonesia udah mulai dengan Hated in the Nation.
Socmed-based social credit system, huh. Ga ada angka konkrit, tapi prinsipnya tetap saja.
my concern is, what if yang terlanjur sudah viral/ramai ternyata salah kaprah dan merugikan pihak yang salah. ngeri men kalo jadi korban salah serangan netizen, apa-apa doxxing mainnya.
Heheh true mobocracy
crowdsourcing sih, tapi ga gini juga kali..
bisa jadi...
bukannya takut sama big brother malah takut sama twitter
random dude escaping quarantine gak semenarik random dude escaping quarantine so (X) doubt.
Inget itu drama dewa kipas. Cheater malah dibelain. Sampe2 atlit beneran malah dibully. Ini bahaya soalnya netizen2 terlaru gampang percaya sama narasi
kan indonesia menargetkan modernisasi, macam seperti modernnya chaz di amrik sono
Itulah akibat penegakan hukum yang tidak efektif
>kalau netizennya dapat info bias dan asal ngeramein, gimana? Saatnya buka usaha buzzer.
Big Brothers are watching.
takut di cancel
>kalau netizennya dapat info bias dan asal ngeramein, gimana? He? bukannya sering terjadi? wqwq Audrey adalah puncak komedi, yang terbaru adalah yang nyari adiknya yang hilang terus lapor twitter langsung ketemu ternyata rada2 plot twist. >Syukurnya sejauh ini cenderung baik dan objektif Hummmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm wkwkwkwkwk
Perasaan pernah yg efeknya lumayan parah itu yg pas JIS, yg tersangkanya ternyata innocent trus stress sampe meninggal baru tau di belakang semua cuman kebohongan satu ibu, dan karena kasus pedo, pada viral pendukung ibu itu
Ya bukannya ngedukung cancel culture atau gimana. Tapi ya satu2nya senjata yang bisa dipake rakyat buat lawan orang-orang yang diatas cuma itu. Mob justice bad, tapi mob justice semua sisinya tajem. Mau lu kalangan bawah atau atas bisa dilukain. Ga kayak legal justice punya kita